Biro Psikologi Profesional di Jakarta Terima Psikotes Massal
SHARE :

Penyebab Gagal Psikotes Menurut Psikolog

12
10/2023
Kategori : Berita Umum

Author : Solutiva Consulting


Penyebab Gagal Psikotes Menurut Psikolog

Penyebab Gagal Psikotes – Banyak orang yang pintar secara intelektual serta mempunyai kemampuan hard skill dan soft skill yang baik tetapi tidak diterima di pekerjaan karena gagal psikotes.

Karena kebanyakan dari perusahaan mencari orang yang tepat, mempunyai attitude yang bagus dan cocok sesuai dengan budaya perusahaan.

Psikotes merupakan salah satu metode untuk bisa memetakan kemampuan serta melihat kepribadian seseorang untuk disesuaikan oleh perusahaan pada posisi yang akan dituju, maka, sangat disayangkan jika seandainya seseorang dengan keterampilan yang bagus, memiliki IQ yang bagus, serta keahlian yang cukup, tetapi gagal untuk diterima dalam psikotes.

Tugas kami sebagai biro psikologi hanya memberikan rekomendasi sesuai dengan hasil psikotes yang diberikan dan ditampilkan oleh peserta. Jadi kami tidak bisa memutuskan apakah peserta tersebut diterima atau tidak diterima oleh perusahaan.

Semua keputusan diserahkan kepada perusahaan. Ada beberapa kasus yang kebetulan terjadi di biro kami, misalnya orang tersebut kami berikan rekomendasi disarankan untuk diterima di perusahaan tapi ternyata tidak diterima.

Penyebab Gagal Psikotes

Ternyata setelah ditelusuri, perusahaan menyatakan bahwa orang tersebut tidak cocok kulturnya dengan perusahaan. Ada juga orang-orang yang sebenarnya kami rekomendasikan tidak diterima atau dipertimbangkan tapi ternyata perusahaan menerima orang tersebut dikarenakan cocok dengan perusahaan.

Berikut beberapa hal yang bisa menjadi Penyebab Gagal Tes Psikologi menurut ibu Zakiyatul Fitri, S.Psi, M.Psi, Psikolog:

1. Kebanyakan menganggap psikotes itu hal mengerikan

Bukan mengerikan seperti film horor, tapi menakutkan karena merasa dinilai oleh orang lain sambil mengerjakan tes dari pagi sampai siang bahkan terkadang ada yang sampai dua hari, sehingga merasa takut, cemas dan gelisah. Jadi, dikarenakan panik tersebut bisa menyebabkan over thinking dan tidak mempersiapkan diri dengan baik.

Hal ini membuat orang-orang mencari jalan pintas agar dapat mengerjakan psikotes dengan benar, dengan cara misalnya mencari les psikotes, mencari bimbingan psikotes, atau mencari buku-buku yang membahas bagaimana cara mengerjakan psikotes. Padahal les atau bimbingan psikotes itu tidak ada, jadi jika dalam mengerjakan psikotes mengikuti bimbingan atau les, justru tidak menggambarkan diri sendiri yang akibatnya akan merugikan diri sendiri.

2. Terlalu panik dan gelisah

Akibat dari panik dan gelisah ini, secara fisik, otak, dan mental menjadi tidak siap. Akhirnya akan kurang berkonsentrasi, datang terlambat, dan lupa untuk membawa hal-hal yang sudah disampaikan untuk dibawa sehingga merugikan diri sendiri. Karena panik dan gelisah ini, secara fisik mungkin akan bereaksi banyak keringat yang keluar dan mengotori lembar jawaban yang juga akan menjadi poin penilaian, atau karena panik dan gelisah tidak sarapan sebelumnya sehingga pingsan di tengah psikotes.

Akibatnya, orang tersebut dinilai tidak bisa menjaga kesehatan dengan baik dan akhirnya direkomendasikan tidak sesuai dalam dunia pekerjaan dimana pasti akan ada tekanan-tekanan yang justru lebih besar daripada tekanan yang dihadapi saat psikotes, dan jika dalam psikotesnya saja tidak siap untuk menerima tekanan, akan lebih fatal di dunia kerja nanti.

3. Tidak yakin pada kemampuan diri sendiri

Kebanyakan orang lebih fokus pada kekurangan yang mereka miliki tapi tidak fokus pada kelebihannya. Akibatnya, di saat menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam psikotes peserta hanya fokus menjawab kekurangan-kekurangan yang dimiliki saja tapi tidak menampilkan kelebihannya. Padahal mungkin kelebihan yang dimiliki adalah hal yang dibutuhkan oleh perusahaan. Jadi, jangan takut untuk tampil percaya diri tapi jangan juga terlalu percaya diri.

Terlalu percaya diri itu lebih fokus pada kelebihan yang dimiliki tapi tidak mau menampilkan kekurangan. Jadi, cenderungnya mereka hanya fokus pada kelebihan-kelebihan saja, tidak terbuka untuk bisa menjelaskan atau menyampaikan kekurangan yang harus ditingkatkan dari dalam diri mereka sendiri.

4. Tidak menjawab dengan jujur atau tidak tampil apa adanya

Biasanya ini lebih ke Faking Good atau Faking Bad. Saking inginnya diterima dalam psikotes peserta mencari jawaban dari luar, kemudian menerapkan tips-tips tersebut, akibatnya jawaban yang diberikan bukan menggambarkan diri sendiri melainkan merupakan gambaran orang lain yang menyampaikan tips tersebut. Jadi sebaiknya memang tampil apa adanya saja, sesuai dengan kemampuan diri sendiri.

Karena ingin dinilai baik ini, akhirnya muncul kepribadian-kepribadian yang kontradiksi antara hasil tes yang pertama dengan hasil tes yang lain yang akibatnya merugikan diri sendiri, karena perusahaan nanti akan bingung sebenarnya orang ini seperti apa. Meski secara skill mumpuni, tapi karena tidak tampil apa adanya akhirnya gagal dalam melakukan psikotes dan akhirnya mereka tidak diterima. Andai dia menampilkan diri sendiri apa adanya kemudian diterima, mungkin dia bisa lebih perform di perusahaan.

Psikotes ini hanya salah satu indikator untuk bisa mengetahui apakah peserta tersebut dapat diterima atau tidak. Biasanya memang perusahaan memiliki beberapa tahap untuk mengetes seseorang sebelum diterima atau tidak diterima di satu posisi.

5. Terlalu memaksakan diri

Perlu dipahami bahwa setiap perusahaan mempunyai standar yang berbeda. Jadi, harus dipahami terlebih dahulu budaya perusahaan dan kebutuhannya seperti apa, jika memang sesuai dengan diri kita silahkan dilamar tetapi kalau misalnya tidak sesuai sebaiknya mencari perusahaan-perusahaan yang lain yang memang sesuai dengan diri kita sendiri.

Demikian halnya juga dengan posisi yang dituju atau yang dilamar. Misalnya, yang dibutuhkan di posisi finance adalah ketelitian, kalau memang kita merasa diri kita tidak teliti sebaiknya tidak melamar sebagai finance tapi di posisi lain. Jadi pastikan, pahami dulu posisinya seperti apa, kebutuhan posisinya bagaimana, perusahaannya bagaimana dan kebutuhan perusahaan bagaimana. Apakah cocok dengan diri kita atau tidak.

6. Belum rezeki, yakin saja rezeki tidak akan tertukar

Kalaupun seandainya kita gagal psikotes di satu perusahaan mungkin kita akan diterima di perusahaan lain. Mungkin itu adalah hal yang terbaik untuk diri kita. Tuhan pasti akan memberikan hal yang paling tepat yang paling sesuai dengan diri kita sendiri. Jadi, jangan berkecil hati kalau misalkan gagal dalam psikotes.

Di atas adalah poin-poin Penyebab Gagal Psikotes seperti disadur dari Youtube Solutiva Consulting. Jadi, Sebaiknya memang pastikan kita tampil apa adanya sesuai dengan diri kita dan sesuai dengan kemampuan kita, bukan kemampuan orang lain. Karena psikotes itu mengukur diri sendiri, memotret diri kita sendiri bukan orang lain.

Semoga ke depannya teman-teman akan lebih siap lagi dan akhirnya diterima dalam psikotes. Tetap semangat, jangan berkecil hati kalaupun gagal di satu psikotes, silahkan dipelajari dan dievaluasi kenapa bisa gagal agar tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang sudah dilakukan di psikotes sebelumnya.

Jika Anda membutuhkan jasa Psikotes dan Assessment Center atau layanan lain seputar HR terpercaya dan sudah berpengalaman, silahkan hubungi:

Lihat yang lain:

9
10/2023
29
09/2023
25
10/2023
Metode Assessment Center yang Biasa Digunakan
Author : Solutiva Consulting
24
09/2021
Tes IQ Online Massal untuk Siswa Sekolah
Author : Solutiva Consulting
18
01/2024
Magang di Biro Psikologi Solutiva
Author : Solutiva Consulting